NusantaraInsight, New York –– Kejutan terjadi ketika Ryan Garcia keluar sebagai pemenang dari rivalitas panjangnya dengan Devin Haney pada pertarungan tinju memperebutkan juara dunia kelas ringan super WBC.
King Ry julukan Ryan Garcia mengalahkan Devin Haney dalam laga di Barclays Center, New York, Amerika Serikat, pada Sabtu (20/4/2024) malam waktu setempat atau Minggu pagi waktu Indonesia.
Garcia menang melalui keputusan angka mayoritas setelah mampu memukul jatuh Haney tiga kali sepanjang pertandingan.
Rekor tak terkalahkan Haney terputus oleh musuh lamanya. Meski begitu, dia masih memegang sabuk juara kelas ringan super WBC karena Garcia gagal mencapai batas berat badan.
Adapun bagi Garcia, kemenangan ini mengakhiri perdebatan siapa yang terbaik di antara dirinya dan Haney, setidaknya untuk sementara waktu.
Garcia dan Haney sudah terlibat rivalitas sejak level amatir dengan rekor yang seimbang yaitu masing-masing dengan 3 menang dan 3 kalah.
Jalannya Ronde
Ronde 1, Garcia lebih banyak mengambil inisiatif menyerang.
Pukulan kiri Garcia mengenai dan menyakiti Haney yang langsung melakukan clinch.
Haney bisa bertahan dan melancarkan jab-jab untuk menutup ronde.
Ronde 2, sang juara bertahan balas menekan dengan jab-jab yang sesekali dikombinasi pukulan keras.
Ronde 3, Devin Haney tampak mengendalikan pertarungan dengan pukulannya sering mengena.
Garcia protes kepada wasit karena merasa Haney melontarkan sebuah low blow.
Akan tetapi, jab-jab Haney terlalu cepat dan cukup merepotkan sang penantang.
Ronde 4, jab-jab Haney terus menghadirkan problem buat Garcia.
Kecepatan pergerakan petinju berjulukan The Dream itu juga tidak bisa diimbangi King Ryan.
Satu pukulan kiri Haney masuk, dibalas Garcia dengan pukulan kanan.
Ronde 5, Garcia mencoba melancarkan pukulan-pukulan kerasnya tetapi Haney mengelak dengan mudah.
Sang penantang justru terus menerima pukulan.
Haney berusaha memasukkan pukulan keras tetapi Garcia segera merangkul.
Ronde 6, Garcia mendaratkan satu pukulan keras di tengah kombinasi banyak serangannya.
Tetapi, jab-jab Haney segera memojokkan King Ryan.
Haney mendapatkan peringatan dari wasit untuk pukulan yang mengenai bagian belakang kepala lawan.
Sampai separuh jalan pertarungan, Ryan Garcia kelihatannya hanya memenangi ronde pertama sedangkan Devin Haney menguasai sisanya.
Ronde 7, ketika Haney tampak di atas angin, Garcia tiba-tiba meledak.
Dia mendaratkan pukulan kiri disusul kanan yang membuat sang juara roboh!
Haney bisa bangkit tetapi Garcia segera menyerbunya.
Wasit mengurangi poin Ryan Garcia karena tetap memukul saat sudah dipisahkan.
Pukulan Garcia mendarat lagi dan Haney berlutut tetapi wasit tidak menyatakannya sebagai sebuah knockdown.
Garcia terus menekan dan Haney harus bertahan habis-habisan di sisa ronde.
Ronde 8, Devin Haney bangkit dari horor di ronde sebelumnya.
Dia awalnya menerima beberapa pukulan King Ry.
Namun, Haney kemudian berbalik memojokkan Garcia untuk mendaratkan beberapa serangan.
Ronde 9, Agresivitas Garcia menurun dan Haney memanfaatkan peluang.
The Dream mendaratkan sejumlah pukulan yang pastinya menghasilkan poin.
Di akhir ronde, Garcia mencoba memasukkan uppercut tetapi tidak mengena telak.
Ronde 10, pukulan-pukulan keras kembali dimunculkan Garcia dan Haney dibuat jatuh lagi!
Haney berusaha menyelamatkan diri dengan banyak merangkul Garcia.
Ronde 11, mencium bau kemenangan KO, Ryan Garcia menyerbu Devin Haney.
Pukulan-pukulan sang penantang banyak yang mengena.
Garcia sukses membuat Haney mendapatkan hitungan dari wasit lagi!
Akan tetapi, The Dream masih bisa bertahan untuk menyelesaikan ronde.
Ronde 12, Haney mencoba kembali melancarkan jab-jab.
Garcia tidak menyerang dengan frontal lagi, boleh jadi karena merasa sudah unggul dalam pengumpulan angka.
Ryan Garcia ternyata memang dinyatakan menang angka mayoritas 112-112, 114-110, 115-109.