NusantaraInsight, Makassar — Mesin perang Israel terus melakukan pembantaian terhadap keluarga dan warga sipil Palestina, sehingga menambah jumlah korban tewas di Gaza hingga mencapai angka yang sangat besar.
Genosida Israel di Gaza telah menewaskan 35.800 warga Palestina dan melukai 80.011 lainnya, hanya dalam 230 hari, ungkap laporan harian Kementerian Kesehatan di Gaza, seperti dikutip dari portal Al Mayadeen.
Ketika pendudukan Israel melanjutkan serangan gencarnya di Jalur Gaza, pasukannya melakukan sembilan pembantaian terhadap warga Palestina dalam 24 jam terakhir, menewaskan 91 martir dan melukai 21 warga sipil, yang kemudian diangkut ke beberapa rumah sakit di seluruh Jalur Gaza .
Ribuan korban masih terjebak di bawah reruntuhan, karena kru penyelamat dan tim pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka.
Penduduk Gaza Mengungsi
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa “Israel” telah memaksa 75% penduduk Gaza mengungsi sejak bulan Oktober, dengan banyak orang yang mengungsi berkali-kali, hingga empat atau lima kali.
“Bagi ribuan keluarga Palestina, tidak ada lagi tempat untuk dituju: operasi militer dan pemboman terus menerus menimbulkan ancaman, dan bangunan-bangunan telah menjadi puing-puing. Tidak ada tempat yang aman di Gaza,” kata badan PBB tersebut dalam sebuah postingan di X.
Serangan Israel yang terjadi secara bersamaan di perbatasan selatan dan utara Gaza telah memicu gelombang baru pengungsian massal, memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka di tengah sangat terbatasnya akses bantuan.
Mulai tanggal 9 Mei, “Israel” memulai fase baru pengungsian paksa, menginstruksikan penduduk Rafah untuk mengevakuasi kota. Hingga Selasa, PBB melaporkan bahwa lebih dari 900.000 orang dari Rafah telah mengungsi.
UNRWA mencatat peningkatan signifikan dalam tingkat hunian di fasilitasnya di Khan Younis, yang berfungsi sebagai tempat penampungan bagi warga Palestina yang terpaksa mengungsi, dengan peningkatan sebesar 35 persen sejak 6 Mei.