NusantaraInsight, Jerman — Durian masuk di dalam pajangan Disgusting Food Museum atau Museum Makanan Menjijikkan di Berlin, Jerman.
Bukan hanya di Jerman, Museum of Failure, Disgusting Food Museum berlokasi di Malmo, Swedia juga memasukkan durian dalam daftar makanan menjijikkan.
Museum yang digagas oleh Samuel West ini juga memasukkan sejumlah makanan dalam daftar makanan menjijikkan, seperti tikus yang direndam dalam minuman keras di China, kiviak yakni anjing laut yang di dalamnya diisi oleh burung-burung kecil, marmot panggang, belatung dalam keju (casu marzu) hingga fermentasi hiu asal Islandia.
Ada 80 makanan paling menjijikan di dunia yang dipamerkan di sini. Makanan unik ini juga membuat penasaran para pengunjung sehingga mereka ingin mencium serta mencicip makanan yang terkenal di dunia.
Di Jerman sendiri koleksi makanan menjijikkan lebih banyak lagi, ada 90 jenis makanan yang menjadi koleksinya.
Dilansir dari Reuters, selain durian, testis banteng juga tersimpan dalam pameran berisi 90 pangan dan digelar pada 12 April 2024 ini.
Belalang juga dikelompokkan sebagai makanan menjijikkan. Serangga ini sejatinya jadi makanan ekstrem di Thailand, dan Gunung Kidul, Yogyakarta, Indonesia.
Pameran ini juga menampilkan anggur tikus yang dikonsumsi oleh masyarakat China.
Kemudian, ada kantung sperma ikan yang masih berisi cairannya dan menjadi makanan di Jepang.
Ada juga penis banteng yang dikonsumsi oleh masyarakat China. Sebagian masyarakat Indonesia juga mengonsumsi penis hewan atau yang biasa disebut sebagai torpedo.
Bukan cuma makanan dari Asia, pameran ini juga menampilkan jengger ayam yang dikonsumsi di Jerman, Republik Ceko, Italia, Prancis, dan sebagian masyarakat di Indonesia.
Koleksi 90 pameran dari seluruh dunia tampak eksotis bagi sebagian orang dan menggugah selera bagi sebagian lainnya dan itulah tujuannya, kata sutradara Alexandra Bernsteiner yang ingin “melakukan pekerjaan pendidikan mengenai prasangka kuliner dan budaya.”
Disgusting Food Museum ini dibuat dengan tujuan untuk menantang persepsi rasa. Dan membantu para pengunjung berfikir mengapa sebuah makanan bisa sangat tidak disukai untuk orang atau kelompok tertentu, namun bisa disukai orang lain.