Kisah Seorang Ibu, Hanya untuk Popok Bayi Rela Pertaruhkan Nyawa

Bayi Aida
Bayi Aida yang lahir di tengah perang yang berkecamuk

NusantaraInsight, Gaza — Pada suatu malam yang dingin tiga minggu lalu, seorang ibu berumur 29 tahun, namanya Aida al-Baawi. Ia nekad bergegas keluar dari tenda darurat tempat dia dan keluarganya bersembunyi dari gempuran mortir.

Sesekali ia memegangi perutnya sembari menahan rasa sakit. Kakinya di langkahkan sedikit demi sedikit menuju ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa yang terletak di pusat kota Gaza dan di tengah perang yang sedang berkecamuk.

Aida akan melahirkan. Namun persalinannya cukup sulit karena kurangnya staf medis yang merawatnya dan tidak cukup anestesi untuk menutupi rasa sakit saat menerima jahitan. Akhirnya dengan perjuangan bayi perempuannya lahir dengan sehat.

Namun itu bukan akhir, perjuangannya justru baru dimulai bagi Aida. Salah satu kebutuhan yang sangat terus-menerus dibutuhkan dan mungkin dianggap remeh oleh banyak ibu, yaitu popok.

Mendapatkan sebungkus popok menjadi tantangan paling menakutkan bagi Aida dan seperti banyak ibu lainnya di Gaza. Bukan hanya karena harga barang-barang yang menjadi langka dan meroket akibat pengepungan yang dilakukan oleh Israel. Namun untuk membeli popok, Aida harus berjuang luput dari terjangan peluru ataupun serpihan mortir.

BACA JUGA:  Pemukim Yahudi akan Kibarkan 500 Bendera Israel di Masjid Al-Aqsa pada 14 Mei Nanti

“Setiap hari adalah perjuangan untuk membeli popok untuk bayi perempuan saya, terutama dengan anak lain yang masih membutuhkannya,” kata ibu empat anak ini, seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis (7/3/2024).

Membeli dua bungkus popok sebelum perang akan menelan biaya kurang dari $10, namun kini hal tersebut tidak berlaku lagi.

“Bayangkan membutuhkan $75 hingga $80 hanya untuk popok,” katanya.