Bonus Demografi: Peluang dan Tantangan Bagi Pemuda Indonesia

Almuhaimin: Bonus demografi
Penulis: Almuhaimin

Oleh: Almuhaimin

NusantaraInsight, Makassar — Isu-isu kependudukan selalu menarik untuk dikaji, bukan hanya mengenai komponen proses penduduk yaitu fertilitas atau kelahiran, mortalitas atau kematian, dan migrasi atau perpindahan penduduk tetapi juga komponen-komponen struktur penduduk diantaranya yaitu jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, komposisi penduduk, persebaran penduduk, kualitas penduduk, kondisi kesejahteraan penduduk, kondisi politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, budaya, agama dan juga lingkungan.

Berkaitan dengan struktur demografinya, maka Indonesia akan mendapatkan bonus demografi dimana 70% penduduk Indonesia berada pada usia produktif (15-64 tahun) yang terjadi dalam evolusi kependudukan dengan pola siklus seabad sekali.

Bonus demografi sebagai bagian dari tahapan transisi demografi merupakan jendela peluang bagi suatu negara untuk memajukan pembangunan ekonomi dan sosialnya. Pada tahapan awal transisi demografi, suatu wilayah akan berada pada kondisi tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi dengan struktur umur yang relatif sama. Berjalannya pembangunan dengan adanya perbaikan kesehatan, sanitasi, akses terhadap pendidikan yang lebih baik, dan dilakukannya penanganan tingkat kelahiran mengakibatkan tingkat kelahiran mulai turun dengan tingkat kematian yang tetap rendah.

BACA JUGA:  Anak Hilang, Pulang Nak!

Indonesia telah mengalami bonus demografi sejak tahun 2015 dengan periode puncaknya diperkirakan terjadi pada periode 2020- 2035, dimana tingkat kelahiran mengalami penurunan sehingga mengakibatkan persentase penduduk usia 0-14 tahun dan rasio ketergantungan menurun. Hal ini dapat menjadi peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan bonus demografi untuk meningkatkan pencapaian tujuan-tujuan pembangunan. Jumlah penduduk usia produktif yang besar dan berkualitas dapat berperan sebagai sumber tenaga kerja dan menetapkan tipologi bonus demografi untuk mengklasifikasikan tahapan bonus demografi yang dilalui suatu negara.

Bonus demografi menyebabkan ketergantungan penduduk, dimana tingkat penduduk produktif yang menunjang penduduk produktif (usia tua dan anak) sangat rendah, atau kurang lebih 10 penduduk usia produktif menghidupi 3-4 penduduk non-produktif. Akan menguntungkan bagi produktivitas dan pertumbuhan ekonomi negara jika sumber daya manusia khususnya produktif berkualitas baik dan sebaliknya menjadi bumerang jika sumber daya manusia tidak dipersiapkan dengan baik..

Terjadinya bonus demografi dalam perspektif pemuda ketika suatu negara memiliki populasi generasi muda yang kuat, dan itu menjadi aset bagi negara yang menguntungkan serta mendukung pertumbuhan suatu negara. Dari analisa di atas, manfaat bonus demografi terjadi ketika kita memiliki masyarakat muda dan bermanfaat yang terus berkontribusi dan mendukung kemajuan suatu bangsa dan negara.