Oleh: Subagusa Rumain
NusantaraInsight, Makassar — Bulan Ramadhan menjadi bulan yang dinanti-nantikan seluruh umat muslim belahan dunia, bulan yang sudah dijelaskan atau digambar oleh Allah SWT, terkait dengan perluasan hikmah, rahmat, keridhaan dan pengampunan serta penghapusan dosa-dosa manusia hidup di dunia.
Kemuliaannya jauh lebih baik dari bulan yang lain, sehingga setiap individu/manusia berlalu-lalang mendekatkan diri kepada Sang Penghapus dan Maha Pengampun atas dosa mereka yakni Allah SWT. Sebagai Raja yang agung, Raja yang mulia, Raja di atas segala raja.
Selain dari penjelasan di atas, bahwa di bulan Ramadhan merupakan suatu hikayat cinta begitu tumbuh subur bagaikan sekumpulan bunga tumbuh di bawah kaki gunung permai dan indah begitu dengan bulan Ramadhan yang memiliki keutamaan dan cinta kasih, mengantarkan manusia pada peradaban baru dikenal dengan 1 Syawal 1446 H.
Dari Ramadhan, kita belajar bahwa spirit kekuatan ia menjadi dasar untuk memacu pertumbuhan ibadah dalam kehidupan pribadi seorang muslim sejati. Ramadhan menjadi ajang mendekatkan diri kepada Sang Pencipta secara totalitas atau kembali kepada fitrah sebagai manusia.
Ramadhan kita belajar bahwa seseorang harus memiliki integritas sebagai komitmen atas apa yang ia kerjakan selama satu bulan penuh.
Bulan Ramadhan datang sebagai bulan pengampunan dosa-dosa manusia, maka sebaik-baik manusia adalah ia yang mampu menunaikan perintah Allah SWT secara keseluruhan dan kesungguhan, keteladanan jiwa mengantarkan pada karakter serta nilai-nilai kemanusiaan secara sistematis dan sempurna ibadah.
Kesedihan setiap seorang hamba ialah ketika bulan Ramadhan pergi meninggalkannya, karena harus menunggu 11 bulan lagi baru berjumpa dengan bulan penuh makna Ramadhan. Kini telah pergi meninggalkan setiap manusia, harapan setiap orang adalah umur yang panjang, jiwa yang kuat, sehat selalu untuk berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan.
Di Ramadhan, setiap orang berlomba-lomba dalam menebar kebaikan, cinta kasih kepada sesama, tak memandang siapa kau, siapa aku, karena menebar kebaikan adalah kunci kesuksesan dalam hidup maupun kehidupan ini. Saya teringat ungkapan seorang Abang yang biasa di sapa (Bang Maman) pernah mengatakan bahwa melakukan kebaikan tidak harus menunggu mapan, atau punya harta yang banyak, tetapi melakukan kebaikan adalah dengan cara yang sederhana kita miliki, dan itu bermanfaat untuk orang maka dampaknya telah kita rasakan paling tidak sedikit tapi bermanfaat.
Telah kita sampaikan pada pintu kemenangan selama satu bulan penuh harus berperan melawan menahan diri dari hawa nafsu, menjaga diri godaan syaitan, membranding diri untuk bisa keluar sebagai sang pejuang dan kemenangan itu dapat diraih dengan keridhoan Allah SWT.