NusantaraInsight, Makassar — Perbincangan “KEPO-KEPO”-an “Komisi Dalam Ruangan” di Roemah Masagena Jl.Pengayoman 34 Makassar, pada tanggal 15 April 2025, ternyata lebih seru dari perbincangan tentang buku Fiam Mustamin yang berjudul “Misteri Jalan Setapak dan Menanjak” yang menampilkan Anil Hukma, Rusdin Tompo (RT), dan saya sebagai pembincang. Diskusi pasca-bincang buku Fiam ini tiba-tiba muncul begitu saja. Pemicunya, Dr.Fadli Andi Nazief, S.H.,M.H. yang pertama menyoal ijazah palsu milik “Mulyono”. Perbincangan pun mengalir begitu saja, ditambah setiap peserta masing-masing merasa layak berkomentar.
Namun Rusdin Tompo, pria kelahiran Ambon Maluku 3 Agustus 1968 ini, sempat menyela dengan bernostalgia ke puluhan tahun silam. Ayah lima anak – kini – itu, ketika baru masuk di Fakultas Hukum Unhas tahun 1980-an, mengingat ada satu peristiwa di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unhas Tamalanrea. Ketika itu saya mengasuh salah satu rubrik di RRI Nusantara IV Makassar bertajuk “Gelanggang Universitaria”. Rubrik ini berdurasi 30 menit dan disiarkan setiap Sabtu malam mulai pukul 18.30-19.00 Wita. Saya berhenti mengasuk rubrik ini hingga 1998, ketika saya mulai kewalahan membagi waktu dengan Pendidikan magister di Unhas.
Saya yang mengasuh rubrik tersebut sudah banyak mengorbitkan sejumlah mahasiswa Unhas menjadi terkenal melalui acara ini. Tersebutlah Winarni Monoarfa, Andi Niartiningsih (keduanya sudah maha guru di Unhas), Urfiah Santy yang kemudian menjadi ‘tandem’ saya dalam mengisi rubrik tersebut selama beberapa lama. Setiap akan pergi rekaman acara ini, saya mampir menjemputnya di sekitar Jl. Satando, yang kini lahannya sudah “direbut” jalan tol.
Ketika tiba di PKM yang menjadi pusat kegiatan mahasiswa, ada Koperasi Mahasiswa (Kopma) Unhas, organisasi mahasiswa/olahraga/pecinta alam, saya langsung mencari mahasiswa baru yang akan dijadikan ‘mangsa’ mengisi materi acara di RRI Makassar. Namun kali ini berkaitan dengan komentar mahasiswa memeriahkan perayaan Hari Radio.
“Mana yang berasal dari daerah,” seru saya kepada beberapa mahasiswa baru yang sedang menunggu acara.
Saya langsung mendatangi salah seorang mahasiswa baru Fakultas Hukum.
“Dari mana?,” saya bertanya ketika berhadapan dengan mahasiswa tersebut.
“Ambon!,” jawab mahasiswa tersebut, yang kemudian saya ketahui bernama Rusdin Tompo. Saya pun melewatkan RT karena ingin mencari dulu mahasiswa baru yang berasal dari luar Kota Makassar yang jadi teman RT dalam berkomentar. Beberapa saat mencari, saya pun kembali ke RT dan menjatuhkan pilihan padanya sebagai narasumber Tunggal dalam wawancara Hari Radio suara mahasiswa.