Oleh : Srianti (Aktivis Muslimah Makassar)
NusantaraInsight, Makassar — Gedung Fakultas Kedokteran (FK) Kampus A Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, kebanjiran karangan bunga bernada dukungan untuk dr Budi Santoso.
Budi sebelumnya dicopot dari jabatannya sebagai Dekan FK Unair. Pemecatan terjadi tak lama setelah Budi menyuarakan sikap menolak rencana pemerintah mendatangkan dokter asing ke Indonesia (cnnindonesia.com/4/7/2024).
*Kapitalisasi Sektor Kesehatan*
Belajar dari pemecatan dokter dekan FK Unair diatas bisa kita simpulkan jika penolakan dari sejumlah dokter itu tidak menjadi masukan untuk merubah keputusan yang telah pemerintah keluarkan. Artinya, dimata pemerintah rakyat yang menolak semua keputusannya adalah pembangkang dan akan dikenakan sanksi salah satunya adalah pemecatan.
Ditengah kondisi masyarakat yang susah akibat kemiskinan, ada lagi yang lebih aneh yaitu menambah dokter asing ditengah lautan dokter-dokter muda. Dana dari mana?
Ditengah banyaknya fakultas kedokteran di indonesia yang tercatat bahkan sangat berkualitas dan mampu lulus dengan nilai yang cukup bagus tentunya tidak akan kalah dari dokter-dokter asing yang akan diboyong oleh pemerintah. Semua dokter di negeri kita layak diamanahi untuk mengatasi penyakit masyarakat karena mereka mampu dalam hal itu.
Dokter asing dibutuhkan ketika ada penyakit yang tak satupun dokter Indonesia yang mengetahui penyebabnya.
Jika ada dokter asing yang mendapatkan kelulusan dari negeri itu sudah pasti mendapatkan izin praktek sebagai tenaga medis dan tenaga kesehatan masyarakat dan tentunya harus memiliki syarat-syarat tertentu untuk bisa bekerja dalam negeri dan begitu pula jika warna negara Indonesia yang bekerja diluar negeri sebagai tenaga kesehatan harus memiliki surat izin terlebih dahulu.
*Indonesia Dibawah Kepentingan Kapitalis*
Sangat membahayakan jika pemerintah hanya memikirkan satu pihak tanpa harus memikirkan para dokter yang sudah bekerja dan belajar keras demi mencapai cita-cita menjadi seorang dokter, kini dibuat kecewa dan menjadi pertanyaan besar adalah apakah Indonesia ini kekurangan dokter?
Belum lagi biaya pendidikan untuk menjadi dokter juga tidak bisa dipungkiri hampir bisa membeli satu unit rumah sangat fantastis dan juga bukan proses yang mudah dan juga cepat mahasiswa akan menempuh pendidikan sampai bertahun tahun hanya untuk menjadi dokter dan ini bukan rahasia umum lagi di dunia pendidikan yang kapitalis. Apalagi sekarang UkT termahal dan uang pangkal juga mahal.
Karena biaya kedokteran sangat mahal bahkan ini bisa menjadi hambatan bagi para pelajar untuk menjadi dokter dalam jangka waktu yang singkat, ini yang kadang-kadang membuat titik jenuh. Menjadi dokter dengan biaya sekolah yang cukup mahal maka akan terpilih betul-betul dari kalangan orang yang mampu saja sedangkan anak negeri yang punya keinginan untuk sekolah itu akan pupus begitu saja dengan aturan pembayaran yang cukup menguras tenaga dan emosi.