HARAPAN UNTUK NEGERI
Setelah pelbagai kegaduhan dan keterpurukan terus berulang, kini saatnya menatap masa depan bangsa dan negeri kita menuju kemajuan. Dan ini hanya bisa dicapai, sangat tergantung kepada pemimpin/pemegang kekuasaan yang telah diberi mandat oleh rakyat.
Pemegang kekuasaan yang baik adalah manusia yang baik, dan karenanya menghasilkan kebaikan berupa tegaknya kebenaran, tersingkirnya kejahatan, terselenggaranya keadilan, ketenteraman, kesejahteraan serta keamanan hidup.
Di atas semuanya itu, dalam ungkapan Nurcholish Madjid, diperlukan kepemimpinan yang otentik, baik dari segi wawasan kenegaraan maupun, lebi-lebih lagi, dari segi komitmen moral kemasyarakatan atau civic morality. Tanpa kepemimpinan yang otentik itu, komunikasi politik vertikal dan horizontal akan tidak efektif atau bahkan macet, sehingga seruan membangun kembali ekonomi nasional dengan ajakan keprihatinan dan pengorbanan umum tidak akan mendapatkan sambutan yang diperlukan.
Harus diketahui bahwa dalam kekuasaan – sama dengan semua hal – terdapat dimensi ruhani yang sering tidak teramati orang, yang langsung berkaitan dengan kehendak Yang Mahakuasa. Karena tidak teramati, dimensi ruhani cenderung terabaikan dan sedikit saja menjadi bagian pertimbangan dalam bertindak. Karena itu, banyak penguasa yang terpukau oleh dimensi jasmani atau lahiriah kekuasaannya, sehingga menjadi lengah, untuk kemudian jatuh secara tidak terhormat. Semoga hal ini tidak terjadi di negeri tercinta ini. Wallahu a’lam bisshawab.
* Pengurus Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA Sulawesi Selatan serta Peneliti & Pemerhati Tata Ruang Ma’REFAT INSTITUTE (Makassar Research for Advance Transformation).
** Tulisan ini pernah terbit di Harian FAJAR Makassar.