Uang Beredar Februari 2025

Uang Beredar Februari 2025
Uang Beredar Februari 2025

Catatan Agus K Saputra

NusantaraInsight, Ampenan — Siaran Pers Bank Indonesia (BI) No. 27/66/DKom, Jumat (21/03) lalu, mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2025 sebesar Rp 9.239,9 triliun atau tumbuh 5,7 (yoy). Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2025 sebesar 5,5% (yoy).

Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,4% (yoy) dan uang kuasi sebesar 1,8% (yoy).

Komponen M1 dengan pangsa 55,7% dari M2, pada Februari 2025 tercatat Rp5.146,0 triliun atau tumbuh sebesar 7,4% (yoy), setelah tumbuh sebesar 7,2% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan uang kartal di luar bank umum dan BPR, giro serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu. Uang kartal yang beredar di masyarakat pada Februari 2025 sebesar Rp1.009,2 triliun, atau tumbuh 10,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,3% (yoy). Giro rupiah tercatat sebesar Rp.1.765,9 triliun, atau tumbuh 7,4% (yoy), setelah tumbuh sebesar 8,0% (yoy) pada bulan Januari 2025.

BACA JUGA:  Akhir APBN 2024

Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,1% terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.370,9 triliun pada Februari 2025, atau tumbuh sebesar 6,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,5% (yoy).

Pada Februari 2025, uang kuasi dengan pangsa 43,1% dari M2, tercatat sebesar Rp3.986,4 triliun atau tumbuh 1,8% (yoy), setelah tumbuh 1,3% (yoy) pada bulan sebelumnya. Berdasarkan komponen uang kuasi, simpanan berjangka (Rp2.998,0 triliun) tumbuh 2,7% (yoy). Sementara tabungan lainnya (Rp267,9 triliun) dan giro valas (Rp720,5 triliun) masing-masing terkontraksi sebesar 1,1% (yoy), 3% (yoy), dan 0,8% (yoy).

*Faktor Yang Mempengaruhi Uang Beredar*

Siaran Pers yang disampaikan Kepala Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso menyatakan bahwa perkembangan M2 pada Januari 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih.

Penyaluran kredit pada Februari 2025 tercatat sebesar Rp 7.684,1 triliun atau tumbuh 9,0% (yoy). Relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 9,0% (yoy). Penyaluran kredit kepada debitur korporasi (Rp4.185,4 triliun) dan perorangan (Rp3.438,0 triliun) tumbuh, masing-masing 14,7% (yoy) dan 2,7% (yoy).

BACA JUGA:  TOWS: Orientasi Masa Depan

Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Modal Kerja (KMK) pada Februari 2025 sebesar Rp3.348,0 triliun tumbuh sebesar 6,2% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,8% (yoy). Perkembangan KMK terutama bersumber dari sektor Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan, serta sektor Pertambangan dan Penggalian.