Catatan Agus K Saputra
NusantaraInsight, Ampenan — Jum’at, 24 Januari 2025 mungkin tidak hanya menjadi titimangsa di Warjack Taman Budaya-NTB. Tapi juga menjadi titik awal kelahiran “gerakan akar rumput” bagi peminat Musik Jazz. Malah, Jum’at, 07 Maret 2025 bila hari adalah pementasan Warjazz yang ke tujuh kalinya.
Bagaimana tidak. Dua orang penggagas, yaitu *Suradipa dan Ary Darjanto (SAD)* harus turun gunung dan menggelorakan semangat ini. Di tengah hiruk pikuk Lombok sebagai destinasi wisata, perhatian terhadap musik jazz justru “kurang” terdengar. Padahal potensinya ada dan terbuka jika melihat kalangan muda berkecimpung di dunia musik.
Pilihan diksi Warjazz, menurut SAD, adalah sebagai titik singgah bagi siapapun yang berminat menyaksikan, terlibat ataupun saling sharing pengetahuan seputar Musik Jazz.
Di samping itu, sebagaimana disadari SAD, lemahnya daerah yang belum memiliki lembaga akademisi seni yang mumpuni, ditambah ketidakberpihakan kebijakan pemerintah daerah terhadap kesadaran pentingnya kesenian bagi peradaban, dihadapi sebagai tantangan serius.
Lebih dari itu, SAD ingin berbagi kemampuan tanpa “embel-embel”. Mengalir saja seperti air, tapi bisa menyerap ke satu dua orang. Sehingga alih generasi berjalan dengan sendirinya, smooth dan membebaskan.
Membebaskan? Ya, pertama, sejatinya Musik Jazz memang memiliki sejarah yang kuat sebagai simbol perlawanan terhadap rasisme dan diskriminasi, terutama di Amerika Serikat pada awal abad ke-20.
Pada saat itu, komunitas Afrika-Amerika di Amerika Serikat mengalami diskriminasi dan rasisme yang sangat kuat. Mereka tidak memiliki hak-hak yang sama dengan orang kulit putih, dan mereka seringkali dikecualikan dari masyarakat.
Beberapa alasan lain yang melingkupi simbol perlawanan Musik Jazz saat itu adalah:
1. Ekspresi Emosi: menjadi cara bagi komunitas Afrika-Amerika untuk mengungkapkan emosi dan pengalaman hidup mereka.
2. Perlawanan terhadap Diskriminasi: menjadi simbol perlawanan terhadap diskriminasi dan rasisme, karena musisi Jazz Afrika-Amerika seringkali dikecualikan dari tempat-tempat hiburan dan radio.
3. Pengakuan Identitas: menjadi cara bagi komunitas Afrika-Amerika untuk mengakui identitas mereka dan mempertahankan tradisi musik mereka.
Kedua, ada ruang bagi seseorang untuk membebaskan dirinya berimprovisasi dalam Musik Jazz. Karena sebagaimana kita ketahui, improvisasi adalah salah satu elemen yang paling penting dan unik. Improvisasi memungkinkan musisi untuk membebaskan diri dan mengekspresikan diri secara bebas dan spontan.