SATUPENA Sulawesi Selatan Akan Diskusikan Karya dan Pemikiran Rahman Arge di Perpustakaan Masjid Al Markaz Al Islami Jend M Jusuf

Satupena
Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA Provinsi Sulawesi Selatan akan menggelar diskusi bertajuk "Rahman Arge, Karya dan Pemikirannya"

NusantaraInsight, Makassar — SATUPENA Sulawesi Selatan Akan Diskusikan Karya dan Pemikiran Rahman Arge di Perpustakaan Masjid Al Markaz Al Islami Jend M Jusuf

Sebagai bentuk apresiasi kepada para penulis Sulawesi Selatan, Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA Provinsi Sulawesi Selatan akan menggelar diskusi bertajuk “Rahman Arge, Karya dan Pemikirannya” di Perpustakaan Masjid Al Markaz Al Islami, Jln Masjid Raya No. 57 Makassar, Sabtu, 15 Maret 2025.

Diskusi ini akan menampilkan Yudhistira Sukatanya, sastrawan dan sutradara teater, sebagai pemantik, dengan moderator, Anwar Nasyaruddin, sastrawan dan Sekretaris IKAPI Sulsel.

Diskusi SATUPENA Sulawesi Selatan ini diadakan atas kerja sama dengan Perpustakaan Al-Markaz Al-Islami Jend M Jusuf dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan.

Arman Arfah, SE, MM, Sekretaris Umum Yayasan Islamic Center (YIC) Masjid Al Markaz Al Islami, memberi ruang kepada penulis dan penerbit bekerjasama memajukan Perpustakaan Masjid Al Markaz Al Islami Jenderal M Jusuf.

Sementara Sukmawati, S.Hum, Koordinator Perpustakaan Al Markaz Al Islami mengaku senang jika ada kegiatan diskusi dan bedah buku untuk sama-sama memajukan perpustakaan dan gerakan literasi.

BACA JUGA:  Tiga Puisi Penyair Perempuan Indonesia Emi Suy Lolos Seleksi Untuk Majalah Internasional Porch Literary Magazine Edisi Perdana

Koordinator Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA Provinsi Sulawesi Selatan, Rusdin Tompo, mengatakan apresiasi bagi para penulis Sulawesi Selatan ini menindaklanjuti program pengurus pusat, yang dipimpin Ketua Umum, Denny JA, tentang menggelorakan nama penulis yang menginspirasi suatu daerah. Pelaksanaan kegiatan disampaikan melalui Ketua Harian SATUPENA, Jonminofri Nazir.

Rahman Arge atau Abdul Rahman Gega, semasa hidupnya dikenal sebagai penulis, jurnalis, aktor film, seniman dan budayawan. Pernah menjadi anggota DPR/MPR RI, Dewan Kehormatan PWI Pusat, dan Wakil Ketua Umum PARFI Pusat.

Lelaki kelahiran Ujung Pandang, 17 Juli 1935 ini, pertama kali muncul dalam film “Pradjurit Teladan”. Dia juga bermain dalam film yang mengangkat budaya Sulawesi Selatan, berjudul “Di Udjung Badik”, dan “Sanrego”. Filmnya yang lain “Mutiara Dalam Lumpur” dan “Jangan Renggut Cintaku”.

Pada Festival Film Indonesia (FFI), tahun 1990, dia menyabet Piala Citra, sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik, lewat film “Jangan Renggut Cintaku”.

Karya tulisnya antara lain, Kumpulan Puisi “Jalan Menuju Jalan”, naskah drama “I Tolok Daeng Magassing, dan kumpulan esai “Permainan Kekuasaan”.

BACA JUGA:  BOLU PECA

Rahman Arge terkenal dengan puisi ikonik “mate ni santangngi”, wafat dalam usia 80 tahun, pada 10 Agustus 2015. (*)