Mengenang 37 Tahun Kepergian Ramang Tetap “Toami”, Tapi Telah Tiada.

Ramang duduk di depan kediamannya di Jl. Andi Mappanyukki tahun 1980-an.
Ramang duduk di depan kediamannya di Jl. Andi Mappanyukki tahun 1980-an.

Ramang pun pernah disimbolkan pada sebuah patung yang tegak perkasa di pintu gerbang masuk lapangan Karebosi Makassar. Patung itu tidak berusia lama. Proyek revitalisasi Karebosi yang sempat menunai pro-kontra hingga kini ternyata menggusur patung pemain bola ternama itu.

Kini, patung tersebut tak diketahui entah ke mana rimbanya. Tetapi Pemerintah Kota Makassar membangun patung serupa yang lebih mirip Ramang di Anjungan Losari, dibandingkan patung yang pertama – menurut Anwar Ramang – lebih mirip wajah Gadjah Mada.

Meloncat ke era 50-an, Indonesia mulai bangkit dan menunjukkan kualitas permainannya di level Internasional. FIFA menyebut era ini adalah masa keemasan sepak bola Indonesia. Tim Garuda menjadi kekuatan yang ditakuti di Asia dan semua itu berkat penampilan gemilang seorang legenda asal PSM Makassar, Ramang.

Perjalanan Ramang bersama timnas Indonesia dimulai pada tahun 1952. Ia dikirim daerahnya untuk mengikuti training camp di Jakarta. Karena kemampuannya yang di atas rata-rata, ia terpilih untuk menjadi pemain timnas Indonesia.

BACA JUGA:  Warga Gaza Dipaksa Kibarkan Bendera Putih

Tak perlu waktu lama bagi Ramang untuk membangkitkan imajinasi dan harapan rakyat Indonesia, negara yang masih muda saat itu. Indonesia melakoni tur Asia Timur melawan Filipina, All-Hong Kong, Hong Kong Selection, Persatuan Sepakbola Seluruh China, Korea Selatan, dan Thai Royal Air Force pada tahun 1953. Dari sekian banyak pertandingan di negeri asing, Indonesia hanya kalah sekali oleh Korsel, sisanya mereka menangkan seluruhnya. Begitu dahsyatnya kemampuan Indonesia saat itu hingga mereka mencatat 25 gol dan hanya kebobolan tujuh kali dalam enam pertandingan. Yang sangat dahsyat lagi, 19 gol Indonesia di tur itu dicetak oleh Ramang.

Tiga tahun berselang, Indonesia kembali mendapat kesempatan bermain di ajang besar. Tim sepak bola Indonesia dinyatakan lolos ke perempat final Olimpiade Melbourne 1956 setelah Vietnam Selatan mengundurkan diri. Ini adalah satu-satunya partisipasi Indonesia di ajang Olimpiade.

Di atas kertas, Indonesia yang merupakan bagaikan negeri antah berantah di dunia sepak bola diprediksikan akan dihajar habis-habisan oleh tim-tim kuat dunia. Tapi itu tidak terjadi.

BACA JUGA:  Hasil Liga Champions: PSG Cukur Tuan Rumah Barcelona, Dortmund Kalahkan Atletico

Pelatih Indonesia saat itu Tony Pogacnik mempersiapkan Indonesia dengan baik. Tak lupa, ia membawa serta Ramang ke dalam timnya. Lawan mereka di perempat final adalah salah satu tim terkuat dunia saat itu, Uni Soviet. Patut dicatat bahwa Indonesia bukan melawan tim junior atau tim amatir Uni Soviet; Garuda bertanding melawan tim yang kurang lebih sama dengan yang menjuarai Piala Eropa pada tahun 1960.